LAPORAN KULIAH LAPANGAN
MANOKO
(13/APRIL/2013)
Kelompok 2E
Mia Audina (10060312066)
Febrian Arbyputra Herdianto (10060312067)
Baya Yoga Asmara (10060312068)
Rizzqi Septiprajaamalia (10060312069)
Aria Susanti (10060312070)
26/Maret/2013
LABORATORIUM
TERPADU FARMASI – B
PROGRAM STUDI
FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
ISLAM BANDUNG
2013
PENDAHULUAN
Convolvulaceae
Familia Convolvulaceae merupakan familia yang
habitusnya berupa herba, semak , perdu dan pohon ( akuatik batang berongga ),
daun tunggal atau majemuk tanpa stipula dengan letak tersebar, perbungaan
tunggal atau majemuk, simetri bunga actinomorf , biseksual, tetra atau
pentamer, sepal lepas, persisten, petal bersatu , umumnya membentuk lonceng ,
stamen sebanyak petal, pistil 1 , stigma 1-2, ruang sebanyak karpel, 2 ovul
tiap ruang , ovarium superum. familia ini akan diwakili oleh tanaman Ipomoea
aquatica.
Ipomoea aquatica
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteriidae
Ordo : Solanales
Familia : Convolculaceae
Genus : Ipomoea
Species : Ipomoea aquatic
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteriidae
Ordo : Solanales
Familia : Convolculaceae
Genus : Ipomoea
Species : Ipomoea aquatic
Convolvulaceae adalah suku kangkung-kangkungan yang dapat dimakan oleh manusia.
Suku ini ditandai oleh bentuk bunganya yang menyerupai terompet (canvonulatus).
Tumbuhan ini banyak yang bermanfaat bagi manusia misalnya, Ipomoea aquatica (kangkung
air), Ipomoea batatas (Ubi jalar), dan Ipomoea reptansi (kangkung
darat). Dan kerabat dari tumbuhan ini juga sering kita jumpai di tepi
pantai yang sering kita sebut dengan Tapak Kambing (Ipomoea pas-caprae).
Ciri-ciri:
- Habitus terna, hidup di darat yang lembab, batang berair dan berongga, daun bentuk tombak.
- Bunga berbentuk terompet, benang sari ada 6 buah, 3 panjang dan 3 pendek.
- Jarak daun lebih dekat dibandingkan dengan kangkung air dan ubi rambat.
- Bunga berwarna putih, batang tegak sewaktu muda, akar serabut.
Cucurbitaceae
Tanaman yang tergolong familia Cucurbitaceae termasuk ke dalam tanaman
yang berumur pendek (Annual Fruits) yang memiliki masa hidup singkat dan hanya
mengalami satu kali musim panen. Terdiri dari 100 marga dengan 800 jenis yang
banyak dijumpai di daerah beriklim tropis dan subtropis. sebagian besar
anggotanya merupakan sumber sayuran dan buah-buahan (Ashari, 2006:28).
Pendapat yang dikemukan tadi sama
dengan Stefani (2007) mengenai deskripsi Familia timun timunan tennasuk dalam
kelas Angiospermae, yang
beranggotakan sekitar 100 marga dengan lebih dari 800 jenis tersebar di daerah
panas di seluruh dunia. Sebagian besar suku ini berupa herba semusim atau juga
herba berumur lebih panjang. Warga tumbuhan suku timun-timunan mempunyai dua
kegunaan, yaitu sebagai sumber bahan makanan yang beraneka ragam, selain itu
warga suku tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai wadah.
Cucurbitoceae (suku timun-timunan) merupakan salah satu suku
tumbuhan berbunga yang terdiri dari sekitar 90 marga dengan 700 jenis, tersebar
di daerah tropis dan subtropis (Dasuki, 1991: 91).
Lebih lanjut Subahar (2004: 5)
menjelaskan bahwa. Kelompok tanaman yang termasuk suku Cucurbitaceae atau timun-timunan ini memiliki 96 marga dan 750
jenis. Beberapa jenis tanaman yang berkerabat dekat yaitu oyong (Luffa acutangula L. Roxb.), labu tanah (Cucurbita moschata Duch ex Poir), labu
siam (Sechium edule Iacq Sw.), beligo
(Beninchasa hispida) dan mentimun (cucumis sativus L.)” Famili Cucarbitaceae memiliki sekitar 750 jenis
yang tumbuh tersebar di daerah tropika beberapa anggota famili Cucarbitaceae
yang dikenal sebagai tanaman sayuran, diantaranya ketimun (Cucumis sativus L.), waluh (Cucurbita maxima Duch.), gambas (Lufa cylindrica L.), Roem), paxia (Momordica charantia L.), labu siam (Sechium edule (Jacq) Sw.), bligu (Benincasa hispida (Thumb.) Cogr.), dan
labu air (Lagenaria siceraria (Mol.)
Standl.) (Kalie, 2007:4).
Morfologi Cucarbitaceae
Ciri morfologi Cucarbitaceae yang dikemukakan oeh
Dasuki (1991:91) adalah bahwa batang tumbuhan familia Cucurbitaceae bersifat herba atau berkayu lunak, memanjat dengan
sulur spiral, sulur kadang-kadang berupa duri, tumbuh mengggunakan sicrulin
untuk mengangkat nitrogen, sering terdapat nectar, stipula
tidak ada. Bunga dalam
perbungaan, atau tunggal, umumnya uniseksual, aktinomod ada hipantium, sepal
umumnya 5, petal umunrnya 5 lepas atau bersatu stamen umunnya 5, filamen lepas
atau bersatu, demikian pula anteranya, Ginaesium umumnya 3 karpel, ovarium
inferus, plasenta parietalis, atau plasenta bersatu di tengah sehingga menjadi
plurilotular, stilus 1 dengan l-3 stigna ovula banyak. Buah baka pepo atau
kapsula bilii sering gepeng, besar kadang-kadang bersayap, tidak ada endosperm.
Telaah hubungan Kekerabatan Tumbuhan
Telaah hubungan kekerabatan
diperlukan dalam taksonomi tumbuhan guna melihat jauh dekatnya hubungan
kekerabatan diantara masing-masing species. Hubungan kekerabatan diantara
species dikelompokkan atas tiga yaitu kekerabatan fenetik kekerabatan
filogenetik dan kekerabatan kladistik.Istilah fenetik diperkenalkan oleh Cain
dan Horison tahun 1960 guna menunjukkan hubungan kekerabatan diantara makhluk
hidup yang didasarkan atasjumlah derajat persamaan yang ada berdasarkan data
morfologinya dengan menggunakan semua ciri yang sama, dan ciri toksonomi
tersebut dengan diberi dan tanpa diberi bobot. Makin besar persamaan diantara
makhluk hidup, makin dekatlah hubungan yang ada dan semakin kecillah
perbedaannya dengan nenek moyang (Rideng 1989:41).
Campbell dkk (2003:80)
mengemukakan pendapat mengenai kekerabatan Fenetika yaitu membandingkan
sebanyak mungkin karakteristik anatomi dan tidak membedakan homologi dari
analogi. sedangkan filogenetik yaitu menentukan hubungan kekerabatan
berdasarkan perbandingan species masa lalu dengan species modem.Filogenetik
berasal dari kata filogeni, yang berarti perkembangan sejarah garis-garis arah
evolusi dalam suatu golongan makhluk hidup. Jadi dapat diartikan sebagai asal
dan evolusi suatu takson. Klasifikasi filogenetik (filetik) menekan keeratan
hubungan nenek moyang satu takson dengan lainnya, berdasarkan arah evolusi ciri
morfologi yang ada para ahli menentukan mana yang primitive dan yang lebih maju
atau derivatnya (Lovelles, 1989:24).
Hasanuddin (2005:33) menyatakan
bahwa, “Sifat filetik (Filogenetik = ontogenesis), merupakan sifat yang
mencerminkan bukti filogeni kelompok dan perkembangan organisme yang dibedakan
atas sifat homolog dan analog. Sedangkan sifat fenetik merupakan sifat yang
dipilih hanya yang tampak. Sifat yang dipilih yaitu satuan (unit) sifatnya.
Setiap sifat diberi bobot yang sama atau tidak diberi”. Kekerabatan kladistik
menggambarkan adanya hubungan kekerabatan yang disimpulkan dari percabangan
filogenetik.
Oleh karena kekerabatan
filogenetik melihat sifat homolog dan analog dariperkembangan organisme secara
evolusi, hal ini akan menyulitkan penelitian dalam mendapatkan fosil tumbuhan
zaman dahulu. Maka dalam penelitian ini, untuk mengkaji hubungan jauh dekatrya
kekerabatan diantara species familia cucurbitaceae
digunakan kekerabatan fenetik yang didasarkan pada data morfologi organ
tumbuhan. Data morfologi membantu setiap jenjang pada hirarki taksonomi, yaitu
dari tingkat varietas sampai ke tingkat divisi. Data morfologi juga memberikan
gambaran hubungan yang jelas antara faktor genetika dan evolusi, serta
memberikan petunjuk cara-cara tumbuhan mengadabasikan dirinya. Misalnya familia
Cucurbitaceae sangat jelas ditentukan
oleh bentuk morfologinya dengan melihat adanya sulur pada semua anggota familia
ini.
Penentuan hubungan kekerabatan
fenetis antara takson dapat dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif.
Untuk kualitatif ditentukan dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan
ciri yang dimiliki dengan masing-masing takson. Untuk pendekatan kuantitatif
dianalisis secara statistik dengan bantuan computer (Tjitrosoepomo, 2005 :45).
Penggunaan Jarak Taksonomi untuk Menentukan Hubungan kekerabatan
Hubungan kekerabatan antar
species tumbuhan dapat dianalisis untuk menentukan sejauh mana kemiripannya
dengan cara menghitung koefesien korelasi, indeks kemiripan, jarak taksonomi,
dan analisis cluster. Secara umum semua cara pengukuran ini bertujuan untuk
mengetahui kemiripan antar species tanaman yang dibandingkan berdasarkan
sejumlah karakter.
Menurut Tursina (1998:34)
“Diantara keempat analisis untuk penentuan kemiripan, maka perhitungan dengan
jarak taksonomi lebih menunjukkan dekat dan jauhnya hubungan kekerabatan antar
species tanaman. Hal ini didasarkan karena cara perhitungan dengan jarak
taksonomi lebih sederhana, hanya menggunakan selisih organ tanaman antara dua
species tanaman yang diamati”.
Solanaceae
Familia Solanaceae merupakan familia yang habitusnya
berupa terna, semak atau perdu, kadang-kadang berupa pohon, daun tunggal ,
berlekuk atau berbagi sampai majemuk, duduknya tersebar , karena pergeseran
letak pada buku-buku kadang-kadang hampir berpasangan , tanpa daun penumpu ,
bunga banci , aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan berbilangan 5, kelopak
terdiri atas daun-daun kelopak yang berlekatan , demikian pula mahkotanya yang
berbentuk bintang , terompet atau corong , benang sari 5, dalam bunga yang
zigomorf 1 diantaranya mandul, semunya tertanam pada mahkota , bakal buah
menumpang, beruang 2 dengan sekat yang miring terhadap bidang median,
kadang-kadang beruang lebih banyak , tiap ruang berisi banyak bakal biji,
tangkai putik 1, buahnya buah buni atau buah kendaga, biji dengan endosperm
lembaga bengkok atau melingkar seperti cincin. Pada Familia ini akan diwakili
oleh tanaman Solanum nigrum, Lycopersecum lycopersion dan Capsiccum anuum
Devisi
: Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteriidae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum nigrum
Verbenaceae
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteriidae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum nigrum
Verbenaceae
Familia
Verbenaceae merupakan familia yang habitusnya berupa herba dan perdu dengan
daun tunggal tanpa stipula serta letak daunnya berhadapan , perbungaan majemuk
dengan simetri bunga aktinomorfdan kadang-kadang Zygomorf, kelamin tumbuhan
biseksual, mahkota berbentuk seperti bintang atau pentamer, sepal bersatu
persisten , petal bersatu ( tubus,limbus dan faux ), berbibir 2, stamen 2-4,
epipetal, pada Tectona 5 ( 4 dydinamus dan 1 staminodium ), pistil 1, letak
ovarium superum, stylus 1, karpel 2-4 , plasenta aksilaris. Familia yang
mewakili yaitu tanaman Cleredendron thomsonae dan Duranta erecta.
Cleredendron thomsonae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteriidae
Ordo : Lamiales
Familia : Verbenaceae
Genus : Cleredendron
Species : Cleredendron
thomsonae
HASIL
PENGAMATAN
Suku
|
Nama Jenis
|
Nama Lokal
|
Bentuk Hidup
|
Convolvunaceae
|
Ipomoea alba L
|
Sundal malam
|
|
Ipomoea batatas
|
Hui boled
|
|
|
Ipomoea aquatica
|
Kangkung
|
|
|
Ipomoea learii
|
|
|
|
Cucurbitaceae
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sechium edule
|
Labu siam
|
|
|
Moraceae
|
Artocarpus elasticus
|
terap
|
|
Artocarpus heterophyllus
|
Nangka
|
|
|
Artocarpus integer
|
Nangka
|
|
|
Ficus elastica
|
Karet munding
|
|
|
Ficus septica
|
Kuciat
|
|
|
Morus alba
|
Bebesaran
|
|
|
Solanaceae
|
Brugmansia candida
|
Kecubung
|
|
Brugmansia suaveolens
|
Kecubung gunung
|
|
|
Brunsfelsia unflora
|
Melati montomori
|
|
|
Capsicum frutescens
|
Cabe rawit
|
|
|
Capsicum annum
|
Cabe merah
|
|
|
Cestrum cultum
|
Seruni
|
|
|
Cestrum elegans
|
Seruni
|
|
|
Cyphomandra betacea
|
Terong belanda
|
|
|
Datura metel
|
Kecubung ungu
|
|
|
Datura stramonium
|
Kecubung putih
|
|
|
Nicandra physalodes
|
Telor kodok
|
|
|
Nicotiana tabacum
|
Tembakau
|
|
|
Physalis angulata
|
Cecendet
|
|
|
Solanum khasianum
|
Terong KB
|
|
|
Solanum laciniatum
|
|
|
|
Solanum mammosum
|
Terung susu
|
|
|
Solanum melongena
|
Terung
|
|
|
Solanum nigrum
|
Leunca
|
|
|
Solanum pseudocapsicum
|
|
|
|
Solanum torvum
|
Takokak
|
|
|
Verbenaceae
|
Clerodendrum calamitosum
|
Boborondongan
|
|
Clerodendrum indicum
|
Genje
|
|
|
Clerodendrum inermel
|
Kembang bugang
|
|
|
Clerodendrum paniculatum
|
Kembang pagoda
|
|
|
Clerodendrum serratum
|
Senggugu
|
|
|
Clerodendrum thomsonae
|
Nona makan sirih
|
|
|
Lantana camara
|
Saliara
|
|
|
Vitex irifclia
|
Legundi
|
|
Terung Belanda
Cyphomandra betacea Sendtn
Cyphomandra betacea Sendtn
Sinonim
Solanum betaceum Cav
Nama umum
Solanum betaceum Cav
Nama umum
Indonesia:
Terung
belanda, terong belanda, terong madras
Inggris:
Tree
Tomato, tamarillo
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Cyphomandra
Spesies : Cyphomandra betacea Sendtn
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Cyphomandra
Spesies : Cyphomandra betacea Sendtn
Terung belanda
(Cyphomandra betacea ) termasuk keluarga terung-terungan (Solanaceae). Buah ini
berasal dari Peru, Amerika Latin dan masuk ke negara Indonesia
dikembangkan dibeberapa daerah antara lain, di Bali, Jawa Barat, dan Tanah Karo-Sumatra
Utara. Berdasarkan penelitian, terung belanda kaya akan provitamin A yang merupakan
prekursor dari vitamin A yang bagus untuk kesehatan mata, vitamin C untuk mengobati
sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh, serat yang bermanfaat untuk mencegah kanker,sembelit/konstipasi dan kandungan makronutrien (karbohidrat, air, protein, lemak) yang baik untuk dikonsumsi sebagai aspek fungsional makanan (Kumalaningsih, 2006, Morton,2006).
dikembangkan dibeberapa daerah antara lain, di Bali, Jawa Barat, dan Tanah Karo-Sumatra
Utara. Berdasarkan penelitian, terung belanda kaya akan provitamin A yang merupakan
prekursor dari vitamin A yang bagus untuk kesehatan mata, vitamin C untuk mengobati
sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh, serat yang bermanfaat untuk mencegah kanker,sembelit/konstipasi dan kandungan makronutrien (karbohidrat, air, protein, lemak) yang baik untuk dikonsumsi sebagai aspek fungsional makanan (Kumalaningsih, 2006, Morton,2006).
Klasifikasi dari terong belanda dapat dilihat :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Cyphomandra
Spesies : Cyphomandra betacea
Buah terung belanda umumnya banyak dimanfaatkan sebagai buah yang dimakan
segar, namun ada juga buahnya yang dimanfaatkan untuk bumbu masak, sayuran dan produk olahan lainnya. Kulit buah terung belanda mempunyai rasa pahit, sehingga perlu dikupas sebelum dikonsumsi. Saat ini di Medan buah ini banyak dijual, dan sangat digemari sebagai minuman yang disajikan sebagai juice maupun dalam produk olahan seperti sirup (Morton,
2006 ; Satuhu, 1990). Rekayasa teknologi untuk menghasilkan produk-produk yang tidak
menghilangkan nilai gizi dan mudah untuk dikonsumsi sangat tinggi urgensinya. Untuk itu,
buah ini dibuat dalam suatu produk inovatif yaitu sediaan selai buah terung belanda
(Kumalaningsih, 2006 ; Wijayadi, 2007).
Tomarillo dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori atas dasar tipe buahnya. Tamarillo merah merupakan buah yang memiliki kulit merah,daging buah berwarna kuning emas dan merah gelap di sekitar bijinya serta memiliki rasanya manis dan aroma yang enak. Jenis tamarillo kuning emas warna kulit kuning emas kemerah-merahan dan tidak ada warna disekitar biji sedangkan sisa dagingnya berwarna kuning keemasan. Rasa tamarillo kuning emas lebih manis tetapi aromanya kurang tajam bila dibandingkan dengan tamariilo merah. Sedangkan jenis tamarillo kuning mempunyai warna kulit kuning terang dan daging disekitar biji berwarna kuning emas. Tamarillo kuning merupakan jenis yang berukuran paling besar dibandingkan merah dan tamarillo kuning emas (kumalaningsih dan Suprayogi,2006).
B. Gula
Gula terlibat dalam pengawetan makanan dan pembuatan aneka ragam produk-produk makanan. Beberapa diantaranya dijumpai termasuk selai,jelly,sari buah pekat,sirup buah-buahan,susu kental manis dan lain sebagainya. Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut)sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air (aw)dari bahan pangan berkurang (Buckle et all,1985)
C. Selai
Selai adalah produk berbentuk jely (semi padat)yang terbuat dari olahan bahan baku buah-buahan tertentu dengan gula pasir sebagai bahan parameter citarasa dan sekaligus sebagai pengawet selai .(Sayuti,1997).
Produk ini terdiri dari buah-buahan,pulp buah-buahan,sari buah atau potongan-potongan buah yang diolah menjadi suatu struktur seperti gel berisi buah-buahan,gula,asam dan pektin (Buckle et.all; 1985).
D. Kadar Air
Air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen di samping ikut sebagai bahan pereaksi,sedang bentuk air dapat ditemukan sebagai air bebas dan air terikat. Air bebas dapat dengan mudah hilang apabila terjadi penguapan atau pengeringan,sedangkan air terikat sulit dibebaskan dengan cara tersebut. Sebenarnya air dapat terikat secara fisik,yaitu ikatan menurut sistem kapiler dan air terikat secara kimia,antara lain air Kristal dan air yang terikat dalam sistem dispersi(Buckle. et al.,1987 ; Winarno, 1997).
Pengurangan air baik secara pengeringan atau penambahan bahan penguap air bertujuan mengawetkan bahan pangan. Kriteria ikatan air dalam aspek daya awet bahan pangan dapat ditinjau dari kadar air,konsentrasi larutan,tekanan osmotic,kelembapan relative berimbang dan aktivitas air. Kadar air dan konsentrasi larutan hanya sedikit berhubungan dengan sifat-sifat air yang berada dalam bahan pangan. Kandungan air dalam bahan pangan akan berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya,dan hal ini sangat erat hubungan dengan daya awet bahan pangan tersebut. Hal ini merupakan pertimbangan utama dalam pengelolaan pasca olah bahan pangan (Hari,1995)
Kecubung Gunung
Datura suaveolens Humb.
Datura suaveolens Humb.
Nama
umum
Indonesia:
Kecubung gunung
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Datura
Spesies: Datura suaveolens Humb.
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Datura
Spesies: Datura suaveolens Humb.
Deskripsi
Tumbuhan berbentuk pohon, berumur menahun (perenial), tinggi 2 - 4 m. Akar tunggang. Batang aerial, berkayu, silindris, tegak, bagian dalam solid, ujung cabang berbulu. Daun tunggal, bertangkai pendek, warna hijau, panjang 15 - 20 cm, lebar 10 - 15 cm, helaian daun agak tebal, bentuk lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan kasap (scaber) Bunga tunggal, mahkota berbentuk terompet (hypocrateriformis) - berwarna putih kadang putih keunguan, panjang mahkota 15 - 20 mm, benang sari berjumlah 5 Buah buni (bacca), lonjong, panjang +/- 10 cm, warna hijau, bentuk dengan biji pipih berkulit tebal - berwarna putih Perbanyaan Generatif (biji)
Tumbuhan berbentuk pohon, berumur menahun (perenial), tinggi 2 - 4 m. Akar tunggang. Batang aerial, berkayu, silindris, tegak, bagian dalam solid, ujung cabang berbulu. Daun tunggal, bertangkai pendek, warna hijau, panjang 15 - 20 cm, lebar 10 - 15 cm, helaian daun agak tebal, bentuk lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan kasap (scaber) Bunga tunggal, mahkota berbentuk terompet (hypocrateriformis) - berwarna putih kadang putih keunguan, panjang mahkota 15 - 20 mm, benang sari berjumlah 5 Buah buni (bacca), lonjong, panjang +/- 10 cm, warna hijau, bentuk dengan biji pipih berkulit tebal - berwarna putih Perbanyaan Generatif (biji)
DAFTAR PUSTAKA
1.
Buckle, K.A., Edwards,
R.A., Fleet, G.H., Wootton, M., dan Adiono. 1987. Ilmu
Pangan. Terjemahan : Hari Purnomo Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.
Pangan. Terjemahan : Hari Purnomo Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.
2.
Hari Purnomo,1995.
Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan. Universitas Indonesia UI
– Press,Jakarta.
3.
Kumalaningsih, S.,
Suprayogi. 2006. Tamarillo (Terung Belanda). Surabaya : Trubus
Agrisarana.
Agrisarana.
4.
Sayuti,1997. Pembuatan Selai.
Sarana Perkasa,Jakarta.
5.
Winarno F.G. 1997.
Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Utama.
LAMPIRAN
Suku
|
Nama Jenis
|
Nama lokal
|
Habitus
|
Acanthaceae
|
Sericocalyx
crispus
|
Keci beling
|
Semak
|
Hemigraphis
alternata
|
Remek daging
|
Semak
|
|
Graptophylum
pictum
|
Handeuleum
|
Perdu
|
|
Peristrophe pantjarensis
|
Kalingsir
|
Perdu
|
|
Acanthus
ilipicolius
|
Daruju
|
Semak
|
|
Chloranthes
incospinicus
|
Keras tulang
|
Semak
|
|
Androgravis
paniculata
|
Sambiloto
|
Perdu
|
|
Agavaceae
|
Dracaena fragrans
|
Kayu besi
|
Pohon
|
Sanseperia
tripociata
|
Gedobogan
|
|
|
Alocaceae
|
Aloe aborocen
|
Lidah buaya
|
Semak
|
Amaranthaceae
|
Amaranthus
hybridus
|
Bayam
|
Semak
|
Alternantera
phyloxorides
|
Soya autogout
|
Semak
|
|
Annonaceae
|
Cananga odorata
|
Kenanga
|
Pohon
|
Annona muricata
|
Sirsak
|
Pohon
|
|
Apiaceae
|
Centella asiatica
|
Pegagan / daun
kaki kuda
|
Herba
|
Hydrocotyle
sibthorpioides
|
Antanan leutik
|
Pohon
|
|
Foeniculum
vulgare
|
Adas
|
Perdu
|
|
Angelica
achinitoba
|
Keikei
|
Perdu
|
|
Apocynaceae
|
Allamanda
cathartica
|
Alamanda
|
Perdu
|
Shropanthus
glathus
|
|
Perdu
|
|
Yusticia gandarusa
|
Gandarusa
|
Perdu
|
|
Thevetia
peruviana
|
Burahol
|
Pohon
|
|
Araceae
|
Alocasia indica
|
Talas
|
Herba
|
Colocasia
esculenta
|
Talas
|
Perdu
|
|
Phyllodendron
bipinatifidum
|
Pilodendron
|
Perdu
|
|
Muraya paniculata
|
Kemuning
|
Pohon
|
|
Morfofalus sp.
|
Bunga bangkai
|
Perdu
|
|
Ampanulata sp.
|
Jueg
|
|
|
Antherium andreanum
|
Kuping gajah bunga merah
|
Semak
|
|
Arecaceae
|
Arenga pinata
|
Aren
|
Pohon
|
Asteraceae
|
Sonchus arvensis
|
Tempuyung
|
Herba
|
Sonchus oleraceus
|
Jombang
|
Semak
|
|
Erigeron sumairensis
|
Jalantir
|
Perdu
|
|
Lactuca indica
|
Endevi
|
Semak
|
|
Crassocephalus
crepidioides
|
Sintrong
|
Perdu
|
|
Artehisea
vulgaris
|
Lokat maia
|
Semak
|
|
Wedelia triloba
|
Seruni
|
Perdu
|
|
Tithonia
diversifolia
|
Ki pait
|
Pohon / perdu
|
|
Taraxacum
officinale
|
Dandhelion
|
Perdu
|
|
Euphatolium
innalifolium
|
Ki renyuh
|
Herba
|
|
Euphatolium
riparium
|
Takelar
|
Semak
|
|
Ageratum
conisoides
|
Babadotan
|
Perdu
|
|
Galinsoga
partiflora
|
Balakaciut
|
Semak
|
|
Tagetes erecta
|
Kembang tai kotok
|
Perdu
|
|
Blumea
baksamitera
|
Sembung
|
Perdu
|
|
Elyptica alba
|
Urang-aring
|
Semak
|
|
Achilea
millepolium
|
Daun seribu
|
Semak
|
|
Gynura procumbens
|
Daun dewa
|
Semak
|
|
Stevia rebaudiana
|
Sari manis
|
Semak
|
|
Elephantopus
caber
|
Tapak liman
|
Perdu
|
|
Basellaceae
|
Andredera
cordifolia
|
Binahong
|
Liana
|
Begoniaceae
|
Begonia sp.
|
Bihun/ begonia
|
Semak
|
Bixaceae
|
Bixa orelana
|
Kasumba
|
Pohon
|
Boraginaceae
|
Symphythum
officinale
|
Komprey
|
Herba
|
Brasicaceae
|
Rorippa indica
|
Sawi langit
|
Semak
|
Cactaceae
|
Phylocactus
hooceri
|
Wijaya kusuma
|
Perdu
|
Caesalpiniaceae
|
Caesalpinia sappan
|
Secang
|
Perdu
|
Canaceae
|
Canaedulis
|
Ganyong
|
|
Casseapeaceae
|
Cassia
|
Ketapeng
|
Perdu
|
Caricaceae
|
Carica papaya
|
Pepaya
|
Pohon
|
Cariotelaceae
|
Prymaria cordata
|
Joko tibun
|
Liana
|
Chenopodiaceae
|
Chenopodium
ambrosioides
|
Bieng
|
Perdu
|
Combretaceae
|
Quisqualis indica
|
Bidari
|
Semak
|
Comellinaceae
|
Zebrina pendula
|
Daun zebra
|
Herba
|
Compoditaceae
|
Plucea indica
|
Belunas
|
Perdu
|
Costaceae
|
Costus spp.
|
Pacing
|
Herba
|
Crasulaceae
|
Calanchoe pinata
|
Munthiris
|
Perdu
|
Cucurbitaceae
|
Sechium edule
|
Labu siam
|
Perdu merambat
|
Cypaceae
|
Cyperum
flabelliformis
|
Papayungan
|
Herba
|
Erythroxylaceae
|
Erytroxphylum coca
|
Koka
|
Pohon kecil
|
Euphorbiaceae
|
Acalypha hispida
|
Dawulong
|
Perdu
|
Ricinus communis
|
Jarak
|
Pohon
|
|
Euphorbia
pulcherima
|
Kastuba
|
Perdu
|
|
Phyllanthus
neruri
|
Meniran
|
Perdu / semak
|
|
Aleurites moluccana
|
Kemiri
|
Pohon
|
|
Jatropha curcas
|
Jarak pagar
|
Semak
|
|
Euphorbia cyrrucalix
|
Patah tulang
|
Semak
|
|
Jathopa mutifida
|
Jarak cina
|
Perdu
|
|
Fabaceae
|
Erythrina
subumbius
|
Dadap
|
Pohon
|
Tephrosia candida
|
Kacang babi
|
Pohon
|
|
Caesalpinia
pulcherima
|
Kembang merak
|
Perdu
|
|
Derris elyptica
|
Tuba
|
Perdu
|
|
Glyricidia sepium
|
Cebreng
|
Pohon
|
|
Abrus precatorius
|
Saga
|
Pohon
|
|
Clorodendrum
indicum
|
Genje
|
Semak
|
|
Geraniaceae
|
Pelargonium radula
|
Karnien
|
Perdu
|
Hydrangeaceae
|
Hydrangea
macrophylla
|
Kembang panca
warna
|
Pohon/ Perdu
|
Iridaceae
|
Eleutherine
americana
|
Bawang sabrang
|
Herba
|
Lamiaceae
|
Coleus blumei
|
Jawer kotok
|
Semak
|
Coleus
scutellairoides
|
Jawer kotok
|
Semak
|
|
Pogostemon cablin
|
Nilam
|
Herba
|
|
Mentha spp.
|
Mint
|
Herba
|
|
Coleus amboinicus
|
Daun jinten
|
Semak
|
|
Thymus vulgaris
|
Temi
|
Semak
|
|
Thymus officinalis
|
Rozemaryn
|
Semak
|
|
Mesona palutris
|
Cincau hitam
|
Perdu/ Semak
|
|
Lavendula angustifolia
|
Lavender
|
Semak
|
|
Lauraceae
|
Persea americana
|
Alpukat
|
Pohon
|
Cinamomum burmani
|
Kayu manis
|
Pohon
|
|
Liliaceae
|
Asparagus
plumosus
|
Aspirahas
|
Perdu
|
Chlorophytum
comosum
|
Lili paris
|
Perdu
|
|
Zephyranthes
rosea
|
Kembang coklat
|
Perdu
|
|
Malvaceae
|
Hibiscus
macrophyllus
|
Tisuk
|
Pohon
|
Malvaviscus
arboreus
|
Kembang wera
|
Perdu
|
|
Shyda rombifolia
|
Sadagori
|
Semak
|
|
Hibiscus rosela
|
Rosela
|
Herba
|
|
Urena lobuta
|
Pulutar
|
Perdu
|
|
Meliaceae
|
Swietenia
macrophyla
|
Mahoni
|
Pohon
|
Toona Sureni
|
Suren
|
Pohon
|
|
Menispermaceae
|
Tinospora crispa
|
Bratawali
|
Semak
|
Mimosaceae
|
Calliandra
callothyrosum
|
Kaliandra
|
Perdu / semak
|
Leucaena
lencocephala
|
Lamtorogung
|
Pohon
|
|
Calliandra
portoricinensis
|
Kaliandra putih
|
Perdu
|
|
Acasia farnesiana
|
Nagasari
|
Perdu/ semak/
herba
|
|
Moraceae
|
Morus australis
|
Blakberry
|
Perdu
|
Ficus elastica
|
Karet munding
|
Pohon
|
|
Morus multicaulis
|
Murbei
|
Perdu
|
|
Musaceae
|
Musa x
paradisiaca
|
Pisang
|
Pohon
|
Myrtaceae
|
Psidium guajava
|
Jambu batu
|
Pohon
|
Eucalypthus alba
|
Kayu putih
|
Pohon
|
|
Melaleuca
bracteata
|
Kayu putih daun
wangi
|
Pohon
|
|
Oxdelalenca cajuputa
|
Kayu putih
|
Pohon
|
|
Nyctaginaceae
|
Mirabelis jalapa
|
Bunga pukul 4
|
Herba
|
Orchidaceae
|
Arachnis
flos-aeris
|
Anggrek
|
Perdu
|
Oxalidaceae
|
Oxalis
cormiculata
|
Bobontengan
|
Herba
|
Oxalis intermedia
|
Bobontengan
|
Herba
|
|
Averrhoa
carambola
|
Belimbing manis
|
Pohon
|
|
Averhoa bilimbi
|
Belimbing wuluh
|
Pohon kecil
|
|
Oleaceae
|
Jasminum samba
|
Melati
|
Perdu
|
Pandanaceae
|
Pandanus
amalilifolius
|
Pandan
|
Perdu
|
Pandanus
conoideus
|
Buah merah
|
Perdu
|
|
Passifloraceae
|
Passiflora odulis
|
Markisa
|
Pohon
|
Passiflora
ligularis
|
Konyal
|
Perdu
|
|
Phytolacaceae
|
Rivinia humilis
|
Dadarahan
|
Perdu
|
Piperaceae
|
Piper betle
|
Sirih
|
Herba
|
Piper choba
|
Karuk
|
Herba
|
|
Piper nigrum
|
Lada
|
Herba
|
|
Plantaginaceae
|
Plantago major
|
Ki urat
|
Perdu
|
Poaceae
|
Pennisetum
purpureum
|
Rumput gajah
|
Herba
|
Gigantochloa
verticillata
|
Bambu gombong
|
Pohon
|
|
Cymbopoga nardus
|
Sereh wangi
|
Herba
|
|
Polygonaceae
|
Moehlenbekia
platiklada
|
Kaki seribu
|
Pohon
|
Rheum officinace
|
Kelembak
|
Semak
|
|
Polypodiaceae
|
Plathycerium bifurcatum
|
Tanduk rusa
|
Perdu
|
Portulacaceae
|
Talinum paniculatum
|
Ginseng jawa
|
Herba
|
Talinum triangulare
|
Ginseng jawa
|
Herba
|
|
Rhamnaceae
|
Maesopsis eminii
|
Kayu afrika
|
Pohon
|
Rhumbaginaceae
|
Plumbago
zaylanica
|
Daun encok
|
Perdu
|
Rosaceae
|
Rubus rosafelius
|
Beberetan
|
Semak
|
Eryobotrya
japonica
|
Lokat
|
Pohon
|
|
Rosa multiflora
|
Ros pagar
|
Perdu
|
|
Rubiaceae
|
Coffea arabica
|
Kopi
|
Perdu
|
Cinchona
pubhescens
|
Kina
|
Pohon
|
|
Cinchona
uphicinalia
|
Kina
|
Pohon
|
|
Gardenia augusta
|
Kaca piring
|
Perdu
|
|
Adiotis palimbosa
|
Lidah ular
|
Semak
|
|
Rutaceae
|
Evodia suaveolens
|
Zodia
|
Herba
|
Ruta angustifolia
|
Inggu
|
Perdu
|
|
Scrophulariceae
|
Digitalis
purpurea
|
Digitalis
|
Herba
|
Simaraubaceae
|
Brucea sumatrana
|
Kitambara
|
Perdu
|
Solanaceae
|
Solanum nigrum
|
Leunca
|
Perdu
|
Brugmancia
suaveolen
|
Kecubung gunung
|
Perdu
|
|
Solanum
macranthum
|
Karundang
|
Perdu
|
|
Brugmansia candidia
|
Kecubung
|
Perdu
|
|
Solanum torvum
|
Tokak
|
Semak
|
|
Chypomandra
betaceae
|
Terong belanda
|
Perdu
|
|
Vhycalis
periviana
|
Cecendet
|
Semak
|
|
Stecolaceae
|
Guazuma ulmifolia
|
Jati belanda
|
Pohon
|
Thymelaeaceae
|
Paleria papelina
|
Mahkota dewa
|
Perdu
|
Urticaceae
|
Pilea microphyla
|
Daun nasi
|
Perdu
|
Valaniaceae
|
Valeriana
speciosa
|
Kisaat merah
|
Perdu
|
Verbenaceae
|
Puranta electa
|
Si anak nakal
|
Perdu
|
Stachytaepheta
mutabilus
|
Jorong lalakina
|
Semak
|
|
Vitex trifolia
|
Legundi
|
Perdu
|
|
Cleodendron
cerutum
|
Senggugu
|
Perdu
|
|
Premna speciosa
|
Cincau hijau
|
Perdu/ semak
|
|
Starthipica
indica
|
Jurong
|
Perdu
|
|
Clerodendrum indicum
|
Genje
|
Semak
|
|
Zingiberaceae
|
Hedichium
coronarium
|
Gandasoli
|
Herba
|
Elettaria
cardamomum
|
Kapulaga
|
Herba
|
DAFTAR PUSTAKA
1.
Utami, Prapti. 2008. Tanaman Obat. Jakarta selatan : PT
Agromedia pustaka.
2.
Ismawan, Bambang.2007. Herbal Indonesia Berkhasiat Vol. 10.
Depok : Trubus.