Selasa, 07 Januari 2014

LAPORAN KULIAH LAPANGAN MANOKO


LAPORAN KULIAH LAPANGAN
MANOKO
(13/APRIL/2013)

 





                                                                                          
Kelompok 2E
Mia Audina (10060312066)
Febrian Arbyputra Herdianto (10060312067)
Baya Yoga Asmara (10060312068)
Rizzqi Septiprajaamalia (10060312069)
Aria Susanti (10060312070)

26/Maret/2013

LABORATORIUM TERPADU FARMASI – B
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2013



PENDAHULUAN
Convolvulaceae
Familia Convolvulaceae merupakan familia yang habitusnya berupa herba, semak , perdu dan pohon ( akuatik batang berongga ), daun tunggal atau majemuk tanpa stipula dengan letak tersebar, perbungaan tunggal atau majemuk, simetri bunga actinomorf , biseksual, tetra atau pentamer, sepal lepas, persisten, petal bersatu , umumnya membentuk lonceng , stamen sebanyak petal, pistil 1 , stigma 1-2, ruang sebanyak karpel, 2 ovul tiap ruang , ovarium superum. familia ini akan diwakili oleh tanaman Ipomoea aquatica.

Ipomoea aquatica
D
ivisi               : Magnoliophyta
Kelas
               : Magnoliopsida
Subkelas
          : Asteriidae
Ordo
                : Solanales
Familia
            : Convolculaceae
Genus
              : Ipomoea
Species
            : Ipomoea aquatic
Convolvulaceae adalah suku kangkung-kangkungan yang dapat dimakan oleh manusia. Suku ini ditandai oleh bentuk bunganya yang menyerupai terompet (canvonulatus). Tumbuhan ini banyak yang bermanfaat bagi manusia misalnya, Ipomoea aquatica (kangkung air), Ipomoea batatas (Ubi jalar), dan Ipomoea reptansi (kangkung darat). Dan kerabat dari tumbuhan ini juga sering kita jumpai di tepi pantai yang sering kita sebut dengan Tapak Kambing (Ipomoea pas-caprae).
Ciri-ciri:
  • Habitus terna, hidup di darat yang lembab, batang berair dan berongga, daun bentuk tombak.
  • Bunga berbentuk terompet, benang sari ada 6 buah, 3 panjang dan 3 pendek.
  • Jarak daun lebih dekat dibandingkan dengan kangkung air dan ubi rambat.
  • Bunga berwarna putih, batang tegak sewaktu muda, akar serabut.

 Cucurbitaceae
Tanaman yang tergolong familia Cucurbitaceae termasuk ke dalam tanaman yang berumur pendek (Annual Fruits) yang memiliki masa hidup singkat dan hanya mengalami satu kali musim panen. Terdiri dari 100 marga dengan 800 jenis yang banyak dijumpai di daerah beriklim tropis dan subtropis. sebagian besar anggotanya merupakan sumber sayuran dan buah-buahan (Ashari, 2006:28).
Pendapat yang dikemukan tadi sama dengan Stefani (2007) mengenai deskripsi Familia timun timunan tennasuk dalam kelas Angiospermae, yang beranggotakan sekitar 100 marga dengan lebih dari 800 jenis tersebar di daerah panas di seluruh dunia. Sebagian besar suku ini berupa herba semusim atau juga herba berumur lebih panjang. Warga tumbuhan suku timun-timunan mempunyai dua kegunaan, yaitu sebagai sumber bahan makanan yang beraneka ragam, selain itu warga suku tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai wadah.
Cucurbitoceae (suku timun-timunan) merupakan salah satu suku tumbuhan berbunga yang terdiri dari sekitar 90 marga dengan 700 jenis, tersebar di daerah tropis dan subtropis (Dasuki, 1991: 91).
Lebih lanjut Subahar (2004: 5) menjelaskan bahwa. Kelompok tanaman yang termasuk suku Cucurbitaceae atau timun-timunan ini memiliki 96 marga dan 750 jenis. Beberapa jenis tanaman yang berkerabat dekat yaitu oyong (Luffa acutangula L. Roxb.), labu tanah (Cucurbita moschata Duch ex Poir), labu siam (Sechium edule Iacq Sw.), beligo (Beninchasa hispida) dan mentimun (cucumis sativus L.)”  Famili Cucarbitaceae memiliki sekitar 750 jenis yang tumbuh tersebar di daerah tropika beberapa anggota famili Cucarbitaceae yang dikenal   sebagai tanaman sayuran, diantaranya ketimun (Cucumis sativus L.), waluh (Cucurbita maxima Duch.), gambas (Lufa cylindrica L.), Roem), paxia (Momordica charantia L.), labu siam (Sechium edule (Jacq) Sw.), bligu (Benincasa hispida (Thumb.) Cogr.), dan labu air (Lagenaria siceraria (Mol.) Standl.) (Kalie, 2007:4).
Morfologi Cucarbitaceae
Ciri morfologi Cucarbitaceae yang dikemukakan oeh Dasuki (1991:91) adalah bahwa batang tumbuhan familia Cucurbitaceae bersifat herba atau berkayu lunak, memanjat dengan sulur spiral, sulur kadang-kadang berupa duri, tumbuh mengggunakan sicrulin untuk mengangkat nitrogen, sering terdapat nectar, stipula
tidak ada. Bunga dalam perbungaan, atau tunggal, umumnya uniseksual, aktinomod ada hipantium, sepal umumnya 5, petal umunrnya 5 lepas atau bersatu stamen umunnya 5, filamen lepas atau bersatu, demikian pula anteranya, Ginaesium umumnya 3 karpel, ovarium inferus, plasenta parietalis, atau plasenta bersatu di tengah sehingga menjadi plurilotular, stilus 1 dengan l-3 stigna ovula banyak. Buah baka pepo atau kapsula bilii sering gepeng, besar kadang-kadang bersayap, tidak ada endosperm.
Telaah hubungan Kekerabatan Tumbuhan
Telaah hubungan kekerabatan diperlukan dalam taksonomi tumbuhan guna melihat jauh dekatnya hubungan kekerabatan diantara masing-masing species. Hubungan kekerabatan diantara species dikelompokkan atas tiga yaitu kekerabatan fenetik kekerabatan filogenetik dan kekerabatan kladistik.Istilah fenetik diperkenalkan oleh Cain dan Horison tahun 1960 guna menunjukkan hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup yang didasarkan atasjumlah derajat persamaan yang ada berdasarkan data morfologinya dengan menggunakan semua ciri yang sama, dan ciri toksonomi tersebut dengan diberi dan tanpa diberi bobot. Makin besar persamaan diantara makhluk hidup, makin dekatlah hubungan yang ada dan semakin kecillah perbedaannya dengan nenek moyang (Rideng 1989:41).
Campbell dkk (2003:80) mengemukakan pendapat mengenai kekerabatan Fenetika yaitu membandingkan sebanyak mungkin karakteristik anatomi dan tidak membedakan homologi dari analogi. sedangkan filogenetik yaitu menentukan hubungan kekerabatan berdasarkan perbandingan species masa lalu dengan species modem.Filogenetik berasal dari kata filogeni, yang berarti perkembangan sejarah garis-garis arah evolusi dalam suatu golongan makhluk hidup. Jadi dapat diartikan sebagai asal dan evolusi suatu takson. Klasifikasi filogenetik (filetik) menekan keeratan hubungan nenek moyang satu takson dengan lainnya, berdasarkan arah evolusi ciri morfologi yang ada para ahli menentukan mana yang primitive dan yang lebih maju atau derivatnya (Lovelles, 1989:24).
Hasanuddin (2005:33) menyatakan bahwa, “Sifat filetik (Filogenetik = ontogenesis), merupakan sifat yang mencerminkan bukti filogeni kelompok dan perkembangan organisme yang dibedakan atas sifat homolog dan analog. Sedangkan sifat fenetik merupakan sifat yang dipilih hanya yang tampak. Sifat yang dipilih yaitu satuan (unit) sifatnya. Setiap sifat diberi bobot yang sama atau tidak diberi”. Kekerabatan kladistik menggambarkan adanya hubungan kekerabatan yang disimpulkan dari percabangan filogenetik.
Oleh karena kekerabatan filogenetik melihat sifat homolog dan analog dariperkembangan organisme secara evolusi, hal ini akan menyulitkan penelitian dalam mendapatkan fosil tumbuhan zaman dahulu. Maka dalam penelitian ini, untuk mengkaji hubungan jauh dekatrya kekerabatan diantara species familia cucurbitaceae digunakan kekerabatan fenetik yang didasarkan pada data morfologi organ tumbuhan. Data morfologi membantu setiap jenjang pada hirarki taksonomi, yaitu dari tingkat varietas sampai ke tingkat divisi. Data morfologi juga memberikan gambaran hubungan yang jelas antara faktor genetika dan evolusi, serta memberikan petunjuk cara-cara tumbuhan mengadabasikan dirinya. Misalnya familia Cucurbitaceae sangat jelas ditentukan oleh bentuk morfologinya dengan melihat adanya sulur pada semua anggota familia ini.
Penentuan hubungan kekerabatan fenetis antara takson dapat dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Untuk kualitatif ditentukan dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki dengan masing-masing takson. Untuk pendekatan kuantitatif dianalisis secara statistik dengan bantuan computer (Tjitrosoepomo, 2005 :45).
Penggunaan Jarak Taksonomi untuk Menentukan Hubungan kekerabatan
Hubungan kekerabatan antar species tumbuhan dapat dianalisis untuk menentukan sejauh mana kemiripannya dengan cara menghitung koefesien korelasi, indeks kemiripan, jarak taksonomi, dan analisis cluster. Secara umum semua cara pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kemiripan antar species tanaman yang dibandingkan berdasarkan sejumlah karakter.
Menurut Tursina (1998:34) “Diantara keempat analisis untuk penentuan kemiripan, maka perhitungan dengan jarak taksonomi lebih menunjukkan dekat dan jauhnya hubungan kekerabatan antar species tanaman. Hal ini didasarkan karena cara perhitungan dengan jarak taksonomi lebih sederhana, hanya menggunakan selisih organ tanaman antara dua species tanaman yang diamati”.
Solanaceae
Familia Solanaceae merupakan familia yang habitusnya berupa terna, semak atau perdu, kadang-kadang berupa pohon, daun tunggal , berlekuk atau berbagi sampai majemuk, duduknya tersebar , karena pergeseran letak pada buku-buku kadang-kadang hampir berpasangan , tanpa daun penumpu , bunga banci , aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan berbilangan 5, kelopak terdiri atas daun-daun kelopak yang berlekatan , demikian pula mahkotanya yang berbentuk bintang , terompet atau corong , benang sari 5, dalam bunga yang zigomorf 1 diantaranya mandul, semunya tertanam pada mahkota , bakal buah menumpang, beruang 2 dengan sekat yang miring terhadap bidang median, kadang-kadang beruang lebih banyak , tiap ruang berisi banyak bakal biji, tangkai putik 1, buahnya buah buni atau buah kendaga, biji dengan endosperm lembaga bengkok atau melingkar seperti cincin. Pada Familia ini akan diwakili oleh tanaman Solanum nigrum, Lycopersecum lycopersion dan Capsiccum anuum
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteriidae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum nigrum

Verbenaceae
            Familia Verbenaceae merupakan familia yang habitusnya berupa herba dan perdu dengan daun tunggal tanpa stipula serta letak daunnya berhadapan , perbungaan majemuk dengan simetri bunga aktinomorfdan kadang-kadang Zygomorf, kelamin tumbuhan biseksual, mahkota berbentuk seperti bintang atau pentamer, sepal bersatu persisten , petal bersatu ( tubus,limbus dan faux ), berbibir 2, stamen 2-4, epipetal, pada Tectona 5 ( 4 dydinamus dan 1 staminodium ), pistil 1, letak ovarium superum, stylus 1, karpel 2-4 , plasenta aksilaris. Familia yang mewakili yaitu tanaman Cleredendron thomsonae dan Duranta erecta.


Cleredendron thomsonae

D
evisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteriidae
Ordo : Lamiales
Familia : Verbenaceae
Genus : Cleredendron
Species : Cleredendron
thomsonae






















HASIL PENGAMATAN

Suku
Nama Jenis
Nama Lokal
Bentuk Hidup
Convolvunaceae
Ipomoea alba L
Sundal malam

Ipomoea batatas
Hui boled

Ipomoea aquatica
Kangkung

Ipomoea learii


Cucurbitaceae









Sechium edule
Labu siam

Moraceae
Artocarpus elasticus
terap

Artocarpus heterophyllus
Nangka

Artocarpus integer
Nangka

Ficus elastica
Karet munding

Ficus septica
Kuciat

Morus alba
Bebesaran

Solanaceae
Brugmansia candida
Kecubung

Brugmansia suaveolens
Kecubung gunung

Brunsfelsia unflora
Melati montomori

Capsicum frutescens
Cabe rawit

Capsicum annum
Cabe merah

Cestrum cultum
Seruni

Cestrum elegans
Seruni

Cyphomandra betacea
Terong belanda

Datura metel
Kecubung ungu

Datura stramonium
Kecubung putih

Nicandra physalodes
Telor kodok

Nicotiana tabacum
Tembakau

Physalis angulata
Cecendet

Solanum khasianum
Terong KB

Solanum laciniatum


Solanum mammosum
Terung susu

Solanum melongena
 Terung

Solanum nigrum
Leunca

Solanum pseudocapsicum


Solanum torvum
Takokak

Verbenaceae
Clerodendrum calamitosum
Boborondongan

Clerodendrum indicum
Genje

Clerodendrum inermel
Kembang bugang

Clerodendrum paniculatum
Kembang pagoda

Clerodendrum serratum
Senggugu

Clerodendrum thomsonae
Nona makan sirih

Lantana camara
Saliara

Vitex irifclia
Legundi

Terung Belanda
Cyphomandra betacea Sendtn
Sinonim
Solanum betaceum Cav
Nama umum
Indonesia:
Terung belanda, terong belanda, terong madras
Inggris:
Tree Tomato, tamarillo
Klasifikasi
Kingdom
         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
        : Asteridae
Ordo
                : Solanales
Famili
              Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus
              Cyphomandra
Spesies
            : Cyphomandra betacea Sendtn
Terung belanda (Cyphomandra betacea ) termasuk keluarga terung-terungan (Solanaceae). Buah ini berasal dari Peru, Amerika Latin dan masuk ke negara Indonesia
dikembangkan dibeberapa daerah antara lain, di Bali, Jawa Barat, dan Tanah Karo-Sumatra
Utara. Berdasarkan penelitian, terung belanda kaya akan provitamin A yang merupakan
prekursor dari vitamin A yang bagus untuk kesehatan mata, vitamin C untuk mengobati
sariawan dan meningkatkan daya tahan tubuh, serat yang bermanfaat untuk mencegah kanker,sembelit/konstipasi dan kandungan makronutrien (karbohidrat, air, protein, lemak) yang baik untuk dikonsumsi sebagai aspek fungsional makanan (Kumalaningsih, 2006
, Morton,2006).


Klasifikasi dari terong belanda dapat dilihat :
Kingdom
         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
        : Asteridae
Ordo
                : Solanales
Famili
              : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus
              : Cyphomandra
Spesies
            : Cyphomandra betacea

Buah terung belanda umumnya banyak dimanfaatkan sebagai buah yang dimakan
segar, namun ada juga buahnya yang dimanfaatkan untuk bumbu masak, sayuran dan produk olahan lainnya. Kulit buah terung belanda mempunyai rasa pahit, sehingga perlu dikupas sebelum dikonsumsi. Saat ini di Medan buah ini banyak dijual, dan sangat digemari sebagai minuman yang disajikan sebagai juice maupun dalam produk olahan seperti sirup (Morton,
2006 ; Satuhu, 1990). Rekayasa teknologi untuk menghasilkan produk-produk yang tidak
menghilangkan nilai gizi dan mudah untuk dikonsumsi sangat tinggi urgensinya. Untuk itu,
buah ini dibuat dalam suatu produk inovatif yaitu sediaan selai buah terung belanda
(Kumalaningsih, 2006 ; Wijayadi, 2007).

Tomarillo dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori atas dasar tipe buahnya. Tamarillo merah merupakan buah yang memiliki kulit merah,daging buah berwarna kuning emas dan merah gelap di sekitar bijinya serta memiliki rasanya manis dan aroma yang enak. Jenis tamarillo kuning emas warna kulit kuning emas kemerah-merahan dan tidak ada warna disekitar biji sedangkan sisa dagingnya berwarna kuning keemasan. Rasa tamarillo kuning emas lebih manis tetapi aromanya kurang tajam bila dibandingkan dengan tamariilo merah. Sedangkan jenis tamarillo kuning mempunyai warna kulit kuning terang dan daging disekitar biji berwarna kuning emas. Tamarillo kuning merupakan jenis yang berukuran paling besar dibandingkan merah dan tamarillo kuning emas (kumalaningsih dan Suprayogi,2006).
B. Gula
Gula terlibat dalam pengawetan makanan dan pembuatan aneka ragam produk-produk makanan. Beberapa diantaranya dijumpai termasuk selai,jelly,sari buah pekat,sirup buah-buahan,susu kental manis dan lain sebagainya. Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut)sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air (aw)dari bahan pangan berkurang (Buckle et all,1985)
C. Selai
Selai adalah produk berbentuk jely (semi padat)yang terbuat dari olahan bahan baku buah-buahan tertentu dengan gula pasir sebagai bahan parameter citarasa dan sekaligus sebagai pengawet selai .(Sayuti,1997).
Produk ini terdiri dari buah-buahan,pulp buah-buahan,sari buah atau potongan-potongan buah yang diolah menjadi suatu struktur seperti gel berisi buah-buahan,gula,asam dan pektin (Buckle et.all; 1985).



D. Kadar Air
Air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen di samping ikut sebagai bahan pereaksi,sedang bentuk air dapat ditemukan sebagai air bebas dan air terikat. Air bebas dapat dengan mudah hilang apabila terjadi penguapan atau pengeringan,sedangkan air terikat sulit dibebaskan dengan cara tersebut. Sebenarnya air dapat terikat secara fisik,yaitu ikatan menurut sistem kapiler dan air terikat secara kimia,antara lain air Kristal dan air yang terikat dalam sistem dispersi(Buckle. et al.,1987 ; Winarno, 1997).
Pengurangan air baik secara pengeringan atau penambahan bahan penguap air bertujuan mengawetkan bahan pangan. Kriteria ikatan air dalam aspek daya awet bahan pangan dapat ditinjau dari kadar air,konsentrasi larutan,tekanan osmotic,kelembapan relative berimbang dan aktivitas air. Kadar air dan konsentrasi larutan hanya sedikit berhubungan dengan sifat-sifat air yang berada dalam bahan pangan. Kandungan air dalam bahan pangan akan berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya,dan hal ini sangat erat hubungan dengan daya awet bahan pangan tersebut. Hal ini merupakan pertimbangan utama dalam pengelolaan pasca olah bahan pangan (Hari,1995)


Kecubung Gunung
Datura suaveolens Humb.
Nama umum
Indonesia:
Kecubung gunung
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: 
Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: 
Datura
Spesies: Datura suaveolens Humb.
Deskripsi
Tumbuhan berbentuk pohon, berumur menahun (perenial), tinggi 2 - 4 m. Akar tunggang. Batang aerial, berkayu, silindris, tegak, bagian dalam solid, ujung cabang berbulu. Daun tunggal, bertangkai pendek, warna hijau, panjang 15 - 20 cm, lebar 10 - 15 cm, helaian daun agak tebal, bentuk lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan kasap (scaber) Bunga tunggal, mahkota berbentuk terompet (hypocrateriformis) - berwarna putih kadang putih keunguan, panjang mahkota 15 - 20 mm, benang sari berjumlah 5 Buah buni (bacca), lonjong, panjang +/- 10 cm, warna hijau, bentuk dengan biji pipih berkulit tebal - berwarna putih Perbanyaan Generatif (biji)












DAFTAR PUSTAKA
1.       Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., Wootton, M., dan Adiono. 1987. Ilmu
Pangan. Terjemahan : Hari Purnomo Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.
2.       Hari Purnomo,1995. Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan. Universitas Indonesia UI – Press,Jakarta.
3.       Kumalaningsih, S., Suprayogi. 2006. Tamarillo (Terung Belanda). Surabaya : Trubus
Agrisarana.
4.       Sayuti,1997. Pembuatan Selai. Sarana Perkasa,Jakarta.
5.       Winarno F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama.








































LAMPIRAN
Suku
Nama Jenis
Nama lokal
Habitus
Acanthaceae
Sericocalyx crispus
Keci beling
Semak
Hemigraphis alternata
Remek daging
Semak
Graptophylum pictum
Handeuleum
Perdu
Peristrophe pantjarensis
Kalingsir
Perdu
Acanthus ilipicolius
Daruju
Semak
Chloranthes incospinicus
Keras tulang
Semak
Androgravis paniculata
Sambiloto
Perdu
Agavaceae
Dracaena fragrans
Kayu besi
Pohon
Sanseperia tripociata
Gedobogan

Alocaceae
Aloe aborocen
Lidah buaya
Semak
Amaranthaceae
Amaranthus hybridus
Bayam
Semak
Alternantera phyloxorides
Soya autogout
Semak
Annonaceae
Cananga odorata
Kenanga
Pohon
Annona muricata
Sirsak
Pohon
Apiaceae
Centella asiatica
Pegagan / daun kaki kuda
Herba
Hydrocotyle sibthorpioides
Antanan leutik
Pohon
Foeniculum vulgare
Adas
Perdu
Angelica achinitoba
Keikei
Perdu
Apocynaceae
Allamanda cathartica
Alamanda
Perdu
Shropanthus glathus

Perdu
Yusticia gandarusa
Gandarusa
Perdu
Thevetia peruviana
Burahol
Pohon
Araceae
Alocasia indica
Talas
Herba
Colocasia esculenta
Talas
Perdu
Phyllodendron bipinatifidum
Pilodendron
Perdu
Muraya paniculata
Kemuning
Pohon
Morfofalus sp.
Bunga bangkai
Perdu
Ampanulata sp.
Jueg

Antherium andreanum
Kuping gajah bunga merah
Semak
Arecaceae
Arenga pinata
Aren
Pohon
Asteraceae
Sonchus arvensis
Tempuyung
Herba
Sonchus oleraceus
Jombang
Semak
Erigeron sumairensis
Jalantir
Perdu
Lactuca indica
Endevi
Semak
Crassocephalus crepidioides
Sintrong
Perdu
Artehisea vulgaris
Lokat maia
Semak
Wedelia triloba
Seruni
Perdu
Tithonia diversifolia
Ki pait
Pohon / perdu
Taraxacum officinale
Dandhelion
Perdu
Euphatolium innalifolium
Ki renyuh
Herba
Euphatolium riparium
Takelar
Semak
Ageratum conisoides
Babadotan
Perdu
Galinsoga partiflora
Balakaciut
Semak
Tagetes erecta
Kembang tai kotok
Perdu
Blumea baksamitera
Sembung
Perdu
Elyptica alba
Urang-aring
Semak
Achilea millepolium
Daun seribu
Semak
Gynura procumbens
Daun dewa
Semak
Stevia rebaudiana
Sari manis
Semak
Elephantopus caber
Tapak liman
Perdu
Basellaceae
Andredera cordifolia
Binahong
Liana
Begoniaceae
Begonia sp.
Bihun/ begonia
Semak
Bixaceae
Bixa orelana
Kasumba
Pohon
Boraginaceae
Symphythum officinale
Komprey
Herba
Brasicaceae
Rorippa indica
Sawi langit
Semak
Cactaceae
Phylocactus hooceri
Wijaya kusuma
Perdu
Caesalpiniaceae
Caesalpinia sappan
Secang
Perdu
Canaceae
Canaedulis
Ganyong

Casseapeaceae
Cassia
Ketapeng
Perdu
Caricaceae
Carica papaya
Pepaya
Pohon
Cariotelaceae
Prymaria cordata
Joko tibun
Liana
Chenopodiaceae
Chenopodium ambrosioides
Bieng
Perdu
Combretaceae
Quisqualis indica
Bidari
Semak
Comellinaceae
Zebrina pendula
Daun zebra
Herba
Compoditaceae
Plucea indica
Belunas
Perdu
Costaceae
Costus spp.
Pacing
Herba
Crasulaceae
Calanchoe  pinata
Munthiris
Perdu
Cucurbitaceae
Sechium edule
Labu siam
Perdu merambat
Cypaceae
Cyperum flabelliformis
Papayungan
Herba
Erythroxylaceae
Erytroxphylum coca
Koka
Pohon kecil
Euphorbiaceae
Acalypha hispida
Dawulong
Perdu
Ricinus communis
Jarak
Pohon
Euphorbia pulcherima
Kastuba
Perdu
Phyllanthus neruri
Meniran
Perdu / semak
Aleurites moluccana
Kemiri
Pohon
Jatropha curcas
Jarak pagar
Semak
Euphorbia cyrrucalix
Patah tulang
Semak
Jathopa mutifida
Jarak cina
Perdu
Fabaceae
Erythrina subumbius
Dadap
Pohon
Tephrosia candida
Kacang babi
Pohon
Caesalpinia pulcherima
Kembang merak
Perdu
Derris elyptica
Tuba
Perdu
Glyricidia sepium
Cebreng
Pohon
Abrus precatorius
Saga
Pohon
Clorodendrum indicum
Genje
Semak
Geraniaceae
Pelargonium radula
Karnien
Perdu
Hydrangeaceae
Hydrangea macrophylla
Kembang panca warna
Pohon/ Perdu
Iridaceae
Eleutherine americana
Bawang sabrang
Herba
Lamiaceae
Coleus blumei
Jawer kotok
Semak
Coleus scutellairoides
Jawer kotok
Semak
Pogostemon cablin
Nilam
Herba
Mentha spp.
Mint
Herba
Coleus amboinicus
Daun jinten
Semak
Thymus vulgaris
Temi
Semak
Thymus officinalis
Rozemaryn
Semak
Mesona palutris
Cincau hitam
Perdu/ Semak
Lavendula angustifolia
Lavender
Semak
Lauraceae
Persea americana
Alpukat
Pohon
Cinamomum burmani
Kayu manis
Pohon
Liliaceae
Asparagus plumosus
Aspirahas
Perdu
Chlorophytum comosum
Lili paris
Perdu
Zephyranthes rosea
Kembang coklat
Perdu
Malvaceae
Hibiscus macrophyllus
Tisuk
Pohon
Malvaviscus arboreus
Kembang wera
Perdu
Shyda rombifolia
Sadagori
Semak
Hibiscus rosela
Rosela
Herba
Urena lobuta
Pulutar
Perdu
Meliaceae
Swietenia macrophyla
Mahoni
Pohon
Toona Sureni
Suren
Pohon
Menispermaceae
Tinospora crispa
Bratawali
Semak
Mimosaceae
Calliandra callothyrosum
Kaliandra
Perdu / semak
Leucaena lencocephala
Lamtorogung
Pohon
Calliandra portoricinensis
Kaliandra putih
Perdu
Acasia farnesiana
Nagasari
Perdu/ semak/ herba
Moraceae
Morus australis
Blakberry
Perdu
Ficus elastica
Karet munding
Pohon
Morus multicaulis
Murbei
Perdu
Musaceae
Musa x paradisiaca
Pisang
Pohon
Myrtaceae
Psidium guajava
Jambu batu
Pohon
Eucalypthus alba
Kayu putih
Pohon
Melaleuca bracteata
Kayu putih daun wangi
Pohon
Oxdelalenca cajuputa
Kayu putih
Pohon
Nyctaginaceae
Mirabelis jalapa
Bunga pukul 4
Herba
Orchidaceae
Arachnis flos-aeris
Anggrek
Perdu
Oxalidaceae
Oxalis cormiculata
Bobontengan
Herba
Oxalis intermedia
Bobontengan
Herba
Averrhoa carambola
Belimbing manis
Pohon
Averhoa bilimbi
Belimbing wuluh
Pohon kecil
Oleaceae
Jasminum samba
Melati
Perdu
Pandanaceae
Pandanus amalilifolius
Pandan
Perdu
Pandanus conoideus
Buah merah
Perdu
Passifloraceae
Passiflora odulis
Markisa
Pohon
Passiflora ligularis
Konyal
Perdu
Phytolacaceae
Rivinia humilis
Dadarahan
Perdu
Piperaceae
Piper betle
Sirih
Herba
Piper choba
Karuk
Herba
Piper nigrum
Lada
Herba
Plantaginaceae
Plantago major
Ki urat
Perdu
Poaceae
Pennisetum purpureum
Rumput gajah
Herba
Gigantochloa verticillata
Bambu gombong
Pohon
Cymbopoga nardus
Sereh wangi
Herba
Polygonaceae
Moehlenbekia platiklada
Kaki seribu
Pohon
Rheum officinace
Kelembak
Semak
Polypodiaceae
Plathycerium bifurcatum
Tanduk rusa
Perdu
Portulacaceae
Talinum paniculatum
Ginseng jawa
Herba
Talinum triangulare
Ginseng jawa
Herba
Rhamnaceae
Maesopsis eminii
Kayu afrika
Pohon
Rhumbaginaceae
Plumbago zaylanica
Daun encok
Perdu
Rosaceae
Rubus rosafelius
Beberetan
Semak
Eryobotrya japonica
Lokat
Pohon
Rosa multiflora
Ros pagar
Perdu
Rubiaceae
Coffea arabica
Kopi
Perdu
Cinchona pubhescens
Kina
Pohon
Cinchona uphicinalia
Kina
Pohon
Gardenia augusta
Kaca piring
Perdu
Adiotis palimbosa
Lidah ular
Semak
Rutaceae
Evodia suaveolens
Zodia
Herba
Ruta angustifolia
Inggu
Perdu
Scrophulariceae
Digitalis purpurea
Digitalis
Herba
Simaraubaceae
Brucea sumatrana
Kitambara
Perdu
Solanaceae
Solanum nigrum
Leunca
Perdu
Brugmancia suaveolen
Kecubung gunung
Perdu
Solanum macranthum
Karundang
Perdu
Brugmansia candidia
Kecubung
Perdu
Solanum torvum
Tokak
Semak
Chypomandra betaceae
Terong belanda
Perdu
Vhycalis periviana
Cecendet
Semak
Stecolaceae
Guazuma ulmifolia
Jati belanda
Pohon
Thymelaeaceae
Paleria papelina
Mahkota dewa
Perdu
Urticaceae
Pilea microphyla
Daun nasi
Perdu
Valaniaceae
Valeriana speciosa
Kisaat merah
Perdu
Verbenaceae
Puranta electa
Si anak nakal
Perdu
Stachytaepheta mutabilus
Jorong lalakina
Semak
Vitex trifolia
Legundi
Perdu
Cleodendron cerutum
Senggugu
Perdu
Premna speciosa
Cincau hijau
Perdu/ semak
Starthipica indica
Jurong
Perdu
Clerodendrum indicum
Genje
Semak
Zingiberaceae
Hedichium coronarium
Gandasoli
Herba
Elettaria cardamomum
Kapulaga
Herba






















DAFTAR PUSTAKA
1.      Utami, Prapti. 2008. Tanaman Obat. Jakarta selatan : PT Agromedia pustaka.
2.      Ismawan, Bambang.2007. Herbal Indonesia Berkhasiat Vol. 10. Depok : Trubus.